Kegiatan workshop ‘Satu Guru Satu Buku’ (Sagusabu) yang digelar Dinas Pendidikan Grobogan bulan Agustus lalu tampaknya berjalan dengan baik. Indikasinya, dalam kurun satu bulan kemudian, sudah ada 97 guru yang berhasil menulis buku.

“Pada tahap pertama, peserta workshop memang kita deadline untuk bisa menyelesaikan satu buku dalam waktu sebulan. Alhamdulillah, dari 196 peserta, sudah ada 97 orang yang bukunya selesai dan siap cetak. Sedangkan, guru lainnya masih dalam proses pembuatan. Hasil karya para guru ini akan kita tampilkan dalam festival literasi bulan November nanti,” kata Kadinas Pendidikan Grobogan Amin Hidayat, saat melangsungkan workshop ‘Literasi Asyik Mendesain Peta Cerita (Enikki)’ di Hotel Grand Master Purwodadi, Senin (8/10/2018).

Amin memberikan apresiasi kepada guru-guru yang mau mengikuti pelatihan dan akhirnya berhasil membikin buku. Sebab, mereka ini dinilai sudah banyak berkorban biaya, waktu, tenaga dan pikiran untuk bisa menghasilkan sebuah buku.

“Tidak semua orang itu mampu menulis buku. Terkadang kita ini bingung tentang apa yang harus ditulis, dan dari mana harus mulai menulis. Oleh sebab itu, mereka yang sudah berhasil bikin buku harus dapat apresiasi tersendiri,” katanya.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari workshop Sagusabu yang sudah digelar sebelumnya. Dalam workshop ini, dihadirkan dua narasumber dari Kemendikbud. Yakni, Satgas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Dewi Utama Faizah dan Ilustrator GLS Kambali SS. Kedua narasumber ini memberikan berbagai kiat pada guru untuk membuat peta cerita yang sesuai dengan tema dan kondisi tumbuh kembang anak.

Worshop yang dijadwalkan selama dua hari hingga Selasa besok tersebut dibuka Sekda Grobogan Moh Sumarsono. Dalam kesempatan itu, Sumarsono juga mengukuhkan kepengurusan Asosiasi Guru Penulis Grobogan (AGPG) masa bhakti 2018-2021.

Sementara itu, Sekda Grobogan Moh Sumarsono mengaku bangga dengan banyaknya guru TK, SD, dan SMP yang sudah berhasil membuat buku dengan berbagai tema tersebut. “Ini, saya nilai luar biasa sekali. Apalagi, buku ini berhasil diselesaikan dalam waktu cukup singkat. Apa yang sudah dihasilkan para guru ini tentunya ikut memberikan andil pada Grobogan yang sudah dicanangkan sebagai kabupaten literasi sejak tahun 2016 lalu,” katanya.

Ia menegaskan, menulis itu adalah kemampuan literasi yang dirasa sangat dekat dengan dunia guru. Disisi lain, dengan menulis buku maka guru akan mendapatkan banyak efek positif sesudahnya.

Antara lain, efek kedinasan dalam mendukung kenaikan pangkat golongan. Selain itu, dengan menulis buku juga memberikan dampak positif terhadap popularitas, berbagi insiprasi dan ilmu, menyebarkan kebenaran, legacy dan royalti atau penghasilan.

Menurutnya, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui salah satu kegiatan literasi ini akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang selama ini menjadi komitmen Pemkab Grobogan. Maka salah satu program pemerintah pusat yang juga digencarkan oleh Pemkab Grobogan adalah gerakan Literasi.

“Literasi tidak hanya sekadar program, tapi sebuah gerakan. Semua harus bergerak mengajak warga masyarakat khususnya kalangan guru ditengah serbuan teknologi yang begitu dahsyat,” pungkasnya.

sumber: https://www.murianews.com/2018/10/08/149909/hebat-dalam-tempo-1-bulan-97-guru-di-grobogan-sudah-berhasil-bikin-buku.html

Selamat Datang
Terimakasih Atas Kunjungan Anda Sampaikan Masukan dan saran anda di Kontak Aduan